Jangan Buruk Sangka

Ada seorang gadis menyewa rumah bersebelahan dengan rumah seorang ibu miskin dengan 2 anak. Satu malam tiba-tiba mati lampu, dengan bantuan cahaya handphone gadis itu ke dapur mau mengambil lilin, tiba-tiba ada yg mengetuk pintu..Ternyata anak miskin yang di sebelah rumahnya. Anak itu bertanya dengan risau : “Kakak, ada lilin tidak?” Gadis itu berfikir : JANGAN PINJAMKAN nanti jadi satu kebiasaan, maka si gadis menjawab : “TIDAK ADA!!” Lalu si anak miskin berkata riang: ” Saya sudah duga kakak tidak ada lilin, Ini ada 2 lilin saya bawakan untuk kakak. Kami bimbang karena kakak tinggal sendirian dan tidak ada lilin. “Si gadis merasa bersalah, dalam linangan air mata, dia memeluk anak kecil itu erat-erat.

Pesan cerita ini :Jangan menilai keburukan orang lain hanya karena mereka MISKIN / TIDAK MAMPU. Ingat! kekayaan tidak bergantung seberapa banyak kita PUNYA, tetapi seberapa kita MAMPU untuk BERBAGI kepada mereka yang TIDAK MAMPU.”

Miskin bukan berarti tidak PUNYA APA-APA dan KAYA bukan berarti punya SEGALANYA

 

BPJS

Sudahkah anda punya BPJS?

Sekarang ini biaya berobat tergolong mahal, bahkan terasa sangat mahal bagi sebagian besar orang. Maka bagi anda yang WNI dan belum memiliki Jaminan Kesehatan, pemerintah telah membuat program BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan).

Caranya Sangat Mudah:

☑ Buka Link: www.bpjs-kesehatan.go.id
☑ Klik Layanan Peserta,
☑ Pilih Pendaftaran Peserta,
☑ Klik Paling bawah, Pendaftaran,
☑ Klik identitas peserta baru,
☑ Isi mulai e-ktp ke bawah,
☑ Isi juga kolom alamat,
☑ Masukkan email kita (buat terima konfirmasi aktifasi pendaftaran),
☑ Masukan kode yang tertera di gambar,
☑ Klik simpan,
☑ Buka email kita,
☑ Klik aktivasi pendaftaran,
☑ Unduh/download formulir,
☑ Unduh/download nomer peserta,
☑ Print kedua unduhan tersebut,
☑ Bayar ke bank BRI, BNI, Mandiri,
☑ Bawa kelengkapan data:
ㄖ Print ke 2 lembar unduhan
ㄖ Struk pembayaran yang sudah di bayar
ㄖ Fotocopy KTP, KK, Foto 3×4 1 lembar
ㄖ Datang ke kantor BPJS
ㄖ Cari ke bagian Online
ㄖ Serahkan data² tadi, ditukar dengan nomer antrian untuk cetak kartu BPJS.

Dengan membayar perbulan

✔ Kelas 3: 25.500.
✔ Kelas 2: 42.500.
✔ Kelas 1: 59.500.

ஃ Asuransi ini menjamin berobat dan rawat inap di RS. Silahkan dipelajari. Untuk yang tidak mampu, asuransi dibayarkan oleh pemerintah.

ㆀ Silakan di-share kepada teman dan saudara anda, kita semua tentu tak berharap sakit, tapi tak ada salahnya untuk berjaga-jaga.

Mudah-mudahan informasi ini bisa membantu kita semua, karena sudah banyak terkena penyakit berat dan biaya ditanggung oleh BPJS, paling tidak ini akan terasa meringankan bagi yang menderita penyakit berat.

Semoga bermanfaat.

Kisah Ibu Dan Pinjam Uang Anaknya

Ada seorang ibu ingin meminjam uang kpd anaknya yang telah mapan. Dengan suara rendah disertai rasa malu ibu berkata : “Nak, bolehkah ibu meminjam uang 100 ribu,? Ibu ada perlu buat beli beras.”.

Anaknya tidak langsung menjawab. Dengan raut muka datar ia berkata: “Iya Ma, nanti Aku tanya istriku dulu”, seakan berat untuk mengiyakan, karena belum tentu istrinya mengiyakan…

Ketika Sang Anak masuk ke dalam rumah ia melihat dus susu anaknya masih ada bandrol harga Rp 50.000. Kemudian dia merenung. Jika 1 dus habis 1 hari x 30 hari x 2 th = 36 jt. Dia berfikir, waktu balita dia hanya diberikan ASI oleh ibunya, harganya tak terhingga, super steril, diberikan dengan penuh kasih sayang, jika didapat oleh seorang anak selama 2 tahun berapa yang harus ia bayar??

Kemudian ia berbalik dan menatap wajah ibunya yang teduh walau telah dimakan usia. Ibu, dirimu telah memberikan semua kasih sayang, harta dan semuanya kepadaku tanpa pamrih, dan semua itu kuterima dengan GRATIS. Maafkan anakmu yang durhaka ini yang tidak tahu balas budi. Segera ia memeluk ibunya dan mengecup keningnya dan memberi uang Rp 3 jt, sambil menangis ia berkata: “Ibu, jangan berkata pinjam lagi yaa, hartaku adalah juga milikmu, doakan anakmu ini agar selalu berbakti padamu”.

Sambil berkaca-kaca ada air bening di pelupuk mata ibu ia berkata: “Nak, di setiap keadaan ibu selalu berdoa agar kita semua selalu dikumpulkan di dunia dan di SURGA nanti dalam kebahagiaan. Semoga Bermanfaat.

(bagi PARA ISTRI ingatlah bahwa rejeki dari suamimu adalah juga HAK mertuamu)

Boediono Selesai Dalam Sunyi

http://sosok.kompasiana.com/2014/10/29/boediono-selesai-dalam-sunyi-699193.html

budiono

Sekarang Pak Boed, dikenal ( bahkan mungkin sudah terlupa ), sebagai mantan RI 2. Ia tampil sebagai pengganti presiden, pekerja di balik layar, pelit bicara, dan tak jarang membuat media tidak mau meliputnya karena dinilai sebagai figur yang tidak ada news value nya.
Sikap sederhana, mantan Gubernur BI dan berbagai jabatan eksekutif lainnya di pemerintahan ini tak jarang dilihat oleh banyak orang, terutama media dan publik sebagi sosok yang menutup diri dan bahkan sering dicaci maki warga nya sendiri karena menganggap nya tidak pernah bekerja, karena tak pernah terlihat di layar kaca.

Terbiasa menjadi ‘ban serep’ sang ( mantan ) presiden, yang menjadi pengambil kebijakan dan sering bertugas ke luar negeri, pak Boed, tampil dalam sunyi dengan tangan yang selalu bekerja, membantu menyelesaikan apa saja urusan negara yang membutuhkan bantuannya. Merintis negeri dalam diam, dan dengan sabar memberikan pengabdiannya tanpa ingin diliput media.

Sekarang, sosok teknokrat tersebut sudah kembali ke rumah pribadi nya, tanpa pengawalan VVIP yang biasa berada disekeliling nya. Tak seperti gegap gempita sang mantan atasan yang disambut air mata, spanduk terima kasih ( yang bahkan tidak menyertakan nama Pak Boed ), yel yel, anak anak SD yang berbaris di pinggir jalan, dan jajaran mantan pejabat yang sudah berkumpul melakukan sambutan perpisahan, Pak Boed dan istrinya kembali ke rumah pribadi nya, tanpa sambutan, air mata, massa dan banyak media yang meliputnya. Bahkan kedua anaknya tidak berada di rumah. Ibu Herawati pun tergerak untuk mengabadikan momen kembalinya mereka sebagai masyarakat biasa dengan kamera pribadi nya. Dan didampingi mantan staf khusus dan juru bicara nya, mereka makan siang dalam diam, kontras dengan hingar bingar dan gegap gempita baik yang ada di belahan Jakarta lainnya, yang sedang berlangsung saat itu.

Esoknya, berbagai media yang berlomba meliput hari besar tersebut, tapi tak banyak yang menyisakan kolom untuk Pak Boed, salah satu kolom kecil di harian terkenal menceritakan bagaimana ibu Herawati yang mencuci piring sendiri, salah satu contoh kembalinya mereka ke dalam hidup rakyat biasa yang tidak dilayani, dan masih, tak banyak kisah yang bisa ditulis tentang Pak Boed.
Di edisi khusus Pelantikan, majalah Tempo juga menurunkan artikel perpisahan untuk sosok pak Boed yang tak kurang terdiri dari 2 halaman. Saya membaca tentang bagaimana sang mantan wapres ini membiarkan kucing liar yang tersesat di dalam istana wapres berada di sekitarnya, hatinya yang tidak enak dengan masyarakat luar jika bepergian untuk menengok cucu nya, karena berarti pengamanan VVIP yang melekat pada dirinya, mengharuskan jalan disekitarnya di sterilkan, atau kerinduannya terhadap rumah usang yang berada di Jogjakarta, rumah pertama yang dibangun dari hasil keringat nya.

Sekarang ia telah menepi dari urusan birokrasi, bersama sang istri, kembali ke rumah nya tanpa banyak mata memandang.
Kita nanti akan mengingatnya. Mungkin kita yang sekarang cenderung melupakannya bahkan mencaci nya. Bagaimanapun namanya telah tercatat dalam sejarah negeri ini. Selesai sudah pak Boed bersama dengan kekuasaan. Dia tahu diri dengan perannya yang berada di gelanggang sebagai pengganti.

Ada juga yang pernah menudingnya miskin terobosan, karena ia taat perarturan. Dia juga bukan bintang liputan media, walau bukan berarti sedikit bekerja. Ia berwibawa tanpa banyak kata, pernah berkuasa namun tetap hidup sederhana.

Pak Boed terpuji karena laku sederhana, merintis jalan negeri sejahtera meski ia tak sepenuhnya berkuasa. Dalam kecamuk Belenggu para politisi yang mencaci nya, pak Boediono adalah contoh yang memilih sunyi dalam bekerja.

Terima kasih, pak Boed.